Radius Ardanias Hadariah
Menulis pada 19 Juni 2012 lewat akun media sosial Facebook di dinding saya: "Membaca sajak2
M Nahdiansyah Abdi
dalam kumpulan puisi Buku Harian Pejalan Tidur, pada bacaan awal, saya
merasa dia jatuh cinta pada makna, dan memakai kata untuk
menghantarkannya. Jika tidak tergesa berkomentar, maka, dia bermain
dengan makna, bukan dengan kata, meski tetap ada diksi dan tifografi
yang mungkin kromosom sajak-sajaknya. Saya, terpaksa mengakui, bahwa
baru kali ini membaca sajaknya > dan sekaligus melimpah 61 sajak.
Yang sangat jelas bagi saya, Nahdi, adalah penyair yang harus terus
menulis sajak, kerna jika tidak, ada ruang kosong, yang tidak pernah
terisi dalam kepenyairan kalsel. Terimakasih kiriman Kumpulan Puisi yang
dilepas sunyi, tanpa sekapur sirih dari penerbit, juga sepatah kata
dari penyair, tanpa biografi penulis. Bersama angin kencang, dan butiran
hujan sore, saya terima."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar